Misteri di Cilekke: Suhardi Pergi ke Sawah, Tak Pernah Kembali
Keterangan Gambar:
Tim gabungan dari Polsek Lalabata, BPBD Soppeng, aparat desa, dan warga setempat menyusuri area persawahan di wilayah Cilekke, Desa Timusu, Kecamatan Liliriaja, Kabupaten Soppeng, dalam upaya pencarian Suhardi (48), warga Lalabata Rilau yang dilaporkan hilang sejak Senin sore, 13 Oktober 2025. (Foto: Dok. Humas Polres Soppeng)
Laporan dari Soppeng, Sulawesi Selatan
Oleh: Syamsuddin Andy
Senja di langit Desa Timusu, Kecamatan Liliriaja, Kabupaten Soppeng, kala itu tampak biasa saja. Angin membawa aroma padi muda, dan suara jangkrik mulai menggantikan riuh burung yang pulang ke sarang. Tak ada yang menduga, di antara keseharian yang tenang itu, sebuah kehilangan akan mengguncang warga Kelurahan Lalabata Rilau.
Suhardi (48), seorang wiraswasta yang tinggal di Lappaloange, pergi ke sawahnya di wilayah Cilekke pada Senin sore, 13 Oktober 2025. Menurut istrinya, Harida, suaminya berangkat sekitar pukul 15.30 Wita dengan niat sederhana: memindahkan sapi yang biasa ia gembalakan. Sejak belasan tahun, itu sudah menjadi rutinitas yang tak pernah diabaikannya.
Namun hari itu berbeda. Ketika matahari mulai tenggelam dan azan magrib menggema, Suhardi belum juga pulang. Jam terus bergulir, malam semakin larut, sementara bayangan tubuhnya tak juga tampak di pelataran rumah. Harida mulai gelisah.
“Biasanya dia sudah di rumah sebelum gelap,” ucap Harida pelan, menahan cemas. Ia bersama iparnya, Appa, memutuskan menyusuri jalan menuju sawah. Ditemani senter kecil dan doa yang tak henti, mereka mencari di sepanjang pematang dan tepi sungai kecil di sekitar lokasi. Warga sekitar pun turut bergabung. Namun pencarian malam itu berakhir tanpa hasil.
Keesokan paginya, kabar hilangnya Suhardi menyebar ke penjuru kampung. Pihak keluarga kemudian melapor ke Polsek Lalabata. Tak butuh waktu lama, aparat kepolisian bergerak cepat. “Sejak menerima informasi, personel Polsek Lalabata langsung turun ke lapangan bersama aparat kelurahan, pemerintah desa, BPBD, dan masyarakat setempat untuk melakukan pencarian di sekitar lokasi sawah tempat korban terakhir terlihat,” kata Kapolsek Lalabata IPTU Mahmuddin, S.Sos kepada wartawan.
Pencarian dilakukan dengan menyisir area persawahan dan kebun di sekitar Cilekke. Setiap sudut diperiksa, setiap jejak diperhatikan. Namun hingga hari ketiga, tanda-tanda keberadaan Suhardi belum juga ditemukan.
Dari keterangan keluarga, Suhardi dikenal sebagai sosok yang rajin dan penyayang. Belakangan, ia memang sempat sering mengeluh pusing, tapi tetap beraktivitas seperti biasa. Jarak rumahnya ke sawah sekitar lima kilometer—ia biasa menempuhnya dengan berjalan kaki sambil menuntun sapinya.
Kapolres Soppeng AKBP Aditya Pradana, S.I.K., M.I.K. menuturkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait agar pencarian berjalan efektif. “Kami terus berupaya bersama BPBD, aparat desa, dan masyarakat. Kami juga mengimbau siapa pun yang mungkin melihat atau mengetahui keberadaan korban untuk segera melapor ke pihak kepolisian,” ungkapnya.
Hari-hari berlalu, dan pencarian masih terus dilakukan. Setiap pagi, tim gabungan kembali ke lokasi, menyusuri areal sawah, hutan kecil, hingga aliran sungai. Malam harinya, warga bergantian menjaga posko pencarian. Di rumah sederhana di Lappaloange, Harida hanya bisa berdoa, berharap pintu rumahnya suatu hari kembali diketuk oleh orang yang paling ia rindukan.
Hingga berita ini diturunkan, misteri hilangnya Suhardi masih menyelimuti warga Lalabata Rilau. Di balik kesunyian sawah Cilekke, ada keluarga yang menunggu, dan sebuah tanya yang belum menemukan jawab: ke mana langkah Suhardi pergi sore itu? (Sumber; Humas Polres Soppeng)

Tidak ada komentar