Menghidupkan Pemikiran Keagamaan di Era Digital
Oleh : Sayid Anshar (Akademisi Universitas Ekasakti)
Sebagaimana firman Allah Swt dalam al-qur,an surat al-anfal (8) dikatakan bahwa "Wahai orang-orang yang beriman penuhilah seruan Allah dan Rasul manakalah Ia (Allah ataupun Rasulnya) menyeruh kamu kepada sesuatu yang memberi kehidupan".
Ayat tersebut di atas menyuruh kita agar senantiasa berpikir dalam mencapai kehidupan sejati. Namun yang terlintas di benak kita bagaimana menghidupkan agama karena banyak pemikir Islam beranggapan bahwa agama yang seharusnya menghidupkan kita, karena kita tidak akan mampu menghidupkan agama. Dengan kata lain agamalah yang menghidupkan sedangkan yang menerima kehidupan adalah manusia.
Namun diera digital saat ini berpikir untuk menghidupkan agama tidak bertentangan dengan kenyataan bahwa agama disatu sisi memang menghidupkan kita, sedangkan disisi lainnya kita berkewajiban untuk menghidupkannya dengan terus memupuknya dan menjaganya ajarannya.
Dalam bahasan filosofi, agama itu bagaikan air yg senantiasa menghidupkan baik jasmani maupun rohani, sementara kita disaat yang sama harus berusaha memeliharannya secara baik dan benar agar ia tetap dalam kedaan bersih, jernih dan terhindar dari segala kotoran dan pencemaran.
Karena itu, kita sebagai hamba penghuni bumi ini harus terus menjaga lingkungan agar air tetap jernih dan bersih, sebagaimana air memiliki khasiat memberikan kehidupan kepada kita sesuai dengan kehendak Allah Swt. Penjelasan di atas mengisyaratkan bahwa sebagai pemeluk agama berkewajiban untuk senantiasa menghidupkan agama dengan memeliharanya, agar tetap hidup dan menghidupkan. Peningkatan pemikiran pemahaman kita tentang keagamaan di era digital harus dilakukan agar terhindar dari kekafiran berfikir.
Tidak ada komentar