Breaking News

Lebih Dekat dengan Nur Aidah, Ketua Jurusan Adm. Bisnis Politeknik Negeri Nunukan





Laporan : Husnul Khatimah (Reporter Palapainfo.com

Editor : Alimuddin (Pemred Palapainfo.com) 


Palapainfo.com, Nunukan -- Aida, begitu ia kerap disapa. Nama lengkapnya, Hj. Nur Aidah, S.E., M.M. Kini ia salah satu dosen di Politeknik Negeri Nunukan Kalimantan Utara (Kaltara) sejak 2015 dan Mahasiswa S3 semester akhir Universitas Utara Malaysia (UUM) 2021. 

Sebelumnya, pada Pemilu 2009, ia terdaftar sebagai Calon Anggota DPRD Kabupaten Nunukan Provinsi Kaltara dari Partai Bulan Bintang, hingga mengantarkan dirinya duduk di singgasananya sebagai Anggota DPRD di daerah tersebut pada  2009-2014.

Sebagai Anggota DPRD ketika itu, alumni SMA Negeri 156 Watampone 1984 ini didaulat menjadi Ketua Komisi II. Dengan bekal pendidikan S1 dari STIE Nunukan 2008 ditambah pengalaman ikut organisasi politik PBB beberapa tahun sebelumnya di daerah ini menjadikan dirinya makin peka terhadap kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan, pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan untuk memperjuangkan aspirasi mereka di lembaga legislatif agar dapat menjadi product politik yang dapat mensejahterakan masyarakat di kabupaten itu.

Selain legislasi, dengan bersama-sama  Pemerintah Daerah dalam menetapkan Perda, juga berfungsi menetapkan APBD (Budgetting) dan pengawasan jalannya pemerintahan (Controlling). 

Rupanya, dalam kurung waktu jabatannya sebagai legislator pada 2009 - 2014, pebulutangkis SMA Negeri 156 Watampone di masanya ini, masih sempat menyelesaikan pendidikan S2-nya di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Artha Bodhi Iswara (STIE ABI) Surabaya 2014.

Aktifis Penegak Sangga Kerja Ambalan Gerakan Pramuka Gudep SMA Negeri 156 Watampone di masanya ini, sejak kecil ia bukanlah anak yang bersifat bermanja-manja kepada ortunya. Ketika ia masih duduk di kelas V di salah satu SD di Watampone pada 1975, ibunda Aidah kecil, St. Asma, berpulang ke Rahmatullah. Sehingga ayahandanya, M. Aris (PNS Departemen PU) menjadi ikhlas menerima takdir-Nya sebagai single parent. 

Nur Aidah pun beranjak remaja. Setamatnya di SMP Negeri 2 Watampone 1981, Aidah melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 156 Watampone hingga lulus pada 1984.

Selain di OSIS selaku Seksi Olahraga dan Seni, ketika ia di SMA, Aidah remaja ini pun aktif di Gerakan Pramuka sebagai Sangga Kerja Dewan Kerja Ambalan Gudep yang berpangkalan di almamaternya.  

Ketika di SMA, menurut salah satu teman sealumninya, Ansyaruddin, kalau remaja Aidah tergolong siswa yang aktif mengikuti kegiatan organisasi sekolah, bahkan ia mampu mengharumkan nama almamater di kancah olahraga bulu tangkis daerah. 

Padahal ia bukanlah wanita yang berbodi besar dan tinggi sebagaimana layaknya bodi atlit, tetapi memang diakui kalau ia rajin latihan bersama keluarga yang banyak hobby olahraga. 

Tidak hanya piawai di pertandingan Bulu Tangkis, penonton pun kagum dengan kecantikan Nur Aidah, ujar Ansyaruddin via WhatsApp-nya, Minggu, 30 Mei 2021.

Kecantikan parasnya, tak membuat Aidah remaja besar kepala, dalam pergaulannya, ia mampu membatasi diri dalam nilai-nilai adat dan agama yang dianut. Ia cukup sopan kepada siapa pun. 

Lulus di SMA 1984, Nur Aidah melanjutkan pendidikannya ke AMKOP Makassar. Rupanya memang jodoh di tangan Tuhan, semua karena kehendak-Nya, segala urusan berkaitan dengan lelaki yang melamarnya menjadi lancar, kendati bukan termasuk boyfriend. 

Akhirnya atas restu keluarga kedua belah pihak menikahlah, Drs. Supardi Darmin dengan Nur Aidah pada 1985. Tak lama kemudian ayahanda Nur Aidah, M. Aris, meninggal dunia. 

Karena tempat kerja suami sebagai PPK Puskud Parepare, Nur Aidah pun ikhlas mengikuti suami. Mereka pun tinggal di Parepare selama 10 tahun. 

Lalu pasangan Nuraidah-Supardi ini pindah ke Makassar pada 1995. Meski sempat mengikuti satu semester di Perguruan Tinggi di Makassar ketika itu, tetapi dirinya lebih mentaati permintaan suami untuk fokus menjaga anak dan melayani suami di rumah sebagai ibu rumah tangga.

Sehingga Aidah tak dapat mengikuti pendidikan lagi. Suami juga sudah diterima menjadi PNS dan bekerja di Kantor Walikota Makassar (Dispenda) ketika Malik B Masri jadi Walikota. 

Berkisar 10 tahun kemudian, karena seorang paman Aidah terpilih menjadi Bupati Nunukan Kalimantan Utara (Kaltara), H. Abd. Hafidz, Periode 2001-2006 dan kembali terpilih pada periode 2006-2011. 

Selanjutnya, pada periode 2016-2021 pada pilkada di daerah itu, anak kandung Abd. Hafidz, Hj. Asmin Laura Hafidz, tepilih jadi Bupati Nunukan. Pada Pilkada 2021 baru-baru ini, Hj. Asmin pun kembali terpilih untuk periode 2021-2026, mengikuti jejak ayahandanya dua periode Bupati Nunukan. 

Pada 2004, Nur Aidah - Supardi sekeluarga ini pun menerima ajakan sang paman, hijrah ke Nunukan Kaltara. 

"Siapa tahu paman di sana bisa menunjukkan jalan menjadi PNS," kata Nur Aidah mengenang perjalanan hidupnya via WhatsApp-nya, Minggu, 30 Mei 2021.

Di Nunukan, Aidah sempat menyelesaikan pendidikannya di S1 STIE pada tahun 2008.

Setelah menyelesaikan masa jabatannya sebagai Anggota DPRD di kabupaten itu, ia back to kampus. Bukan lagi sebagai mahasiswa tetapi Nur Aidah menjadi dosen di Politeknik Negeri Nunukan hingga sekarang. 

Bahkan ia pernah jadi Wakil Direktur di kampus itu dan kini ia diamanatkan sebagai Ketua Jurusan Administrasi Bisnis. 

Kini ibu dosen, Hj. Nur Aidah, S.E., M.M. ini, telah dikaruniai 4 putra. Hirfan Supardi (1986) Semester Akhir Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Asril Saputra (1989) PNS, Rezki Putra Supardi (1994) dan Yusril Putra Supardi (1998). 

Tampaknya, jiwa organisasi yang sudah tertanam pada dirinya dalam mengabdikan diri kepada bangsa dan negara tak cukup hanya dengan jadi dosen, akhirnya Nur Aidah pun menerima permintaan Gerakan Anti Narkoba (Granat) untuk memimpinnya sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) di Kabupaten Nunukan Kaltara sejak 2019. 

"Mohon do'anya, agar saya bisa menyelesaikan pendidikan S3 saya tahun 2021 ini di Universitas Utara Malaysia (UUM)," pintanya. 

"Saya selalu tanamkan  kepada mahasiswa saya, jangan pernah kendor semangatnya dalam menuntut ilmu pendidikan," harap Calon Doktor ini. 

(Wawancara dilakukan via WhatsApp antara reporter media ini, Husnul Khatimah di Makassar Sulsel, dengan Hj. Nur Aidah di Nunukan Kaltara, atas bantuan H. Ansyaruddin, M.Mar. di Bekasi Jakarta pada Minggu malam, 30 Mei 2021) 


Tidak ada komentar