Ngopi Bareng Sang Jenderal: Polri Menapaki Jalan Transformasi Menuju Lembaga Modern dan Demokratis
Keterangan Gambar:
Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol. Rusdi Hartono (tengah) bersama Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Aswanto (kedua dari kanan), dan para Pejabat Utama Polda Sulsel saat mengikuti kegiatan Dialog Santai: Potret Diri bertema “Transformasi Polri Menuju Lembaga Modern dan Demokratis” di Lobby Lontang Adduppangeng, Mapolda Sulsel, Selasa (14/10/2025). Kegiatan dikemas dalam suasana coffee morning yang hangat dan interaktif. (Foto: Dokumentasi Humas Polda Sulsel)
Laporan: Musafir
Editor: Masykur Thahir
MAKASSAR, SULSEL — Aroma kopi hangat menyeruak di Lobby Lontang Adduppangeng, Mapolda Sulawesi Selatan, Selasa (14/10/2025) pagi itu. Di antara gelak tawa ringan dan suasana santai, terselip obrolan bernas tentang masa depan Polri — tentang bagaimana institusi penegak hukum ini menapaki jalan panjang menuju perubahan yang lebih modern, humanis, dan demokratis.
Dalam suasana yang akrab, Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol. Drs. Rusdi Hartono, M.Si. memimpin kegiatan Dialog Santai: Potret Diri, bertema
“Transformasi Polri Menuju Lembaga Modern dan Demokratis.”
Kegiatan yang dikemas dalam bentuk coffee morning ini menghadirkan Guru Besar Ilmu Hukum Pidana dan HAM Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Aswanto, S.H., M.Si., D.F.M., sebagai narasumber utama. Sejumlah pejabat utama Polda Sulsel turut hadir, sementara jajaran Polres di seluruh wilayah mengikuti kegiatan ini secara virtual.
Dalam paparannya, Prof. Aswanto menegaskan bahwa transformasi Polri tidak hanya berbicara tentang teknologi atau struktur organisasi, tetapi lebih dalam lagi — tentang cara berpikir dan nilai-nilai yang dipegang oleh setiap insan Bhayangkara.
“Modernisasi Polri bukan sekadar penggunaan alat canggih atau sistem baru, tapi juga bagaimana kepolisian menegakkan hukum dengan menjunjung tinggi prinsip rule of law, akuntabilitas publik, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia,” ujar Prof. Aswanto.
Menurutnya, kepolisian modern harus berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi, berorientasi pada pelayanan publik, serta mengedepankan profesionalisme dan transparansi.
“Konsep kepolisian demokratis mencakup akuntabilitas, keterbukaan, dan hubungan yang sejajar antara polisi dan warga,” tambahnya.
Mendengar paparan tersebut, Kapolda Sulsel Irjen Pol. Rusdi Hartono memberikan apresiasi mendalam.
“Apa yang disampaikan Prof. Aswanto sangat menginspirasi dan menjadi bahan perenungan bagi kami. Ini bukti bahwa Polri berkomitmen untuk terus berubah sesuai harapan masyarakat,” tuturnya dengan nada mantap.
Menurut Kapolda, dialog semacam ini bukan sekadar ajang bertukar pikiran, tetapi juga ruang refleksi — tempat seluruh jajaran Polri belajar untuk memahami arah perubahan menuju lembaga yang semakin profesional, humanis, dan adaptif terhadap tuntutan zaman.
“Reformasi Polri adalah perjalanan panjang yang harus terus berlanjut. Melalui kegiatan ini, kami ingin mendengar langsung pandangan dari akademisi dan masyarakat, agar langkah kami tidak hanya terukur, tetapi juga berpijak pada nilai-nilai yang benar,” imbuhnya.
Suasana hangat coffee morning itu menjadi cermin dari semangat baru Polri untuk terus membuka diri. Di balik obrolan santai dan secangkir kopi, tersimpan tekad besar — menjadikan Polri sebagai institusi yang tidak hanya menegakkan hukum, tetapi juga melayani dan melindungi dengan hati.
Dialog Santai “Potret Diri” ini diharapkan menjadi jembatan sinergi antara Polri, kalangan akademisi, dan masyarakat. Sebuah langkah kecil, namun berarti besar, dalam perjalanan panjang Polri menuju lembaga yang semakin modern, transparan, dan demokratis. (Sumber:Humas Polda Sulsel)

Tidak ada komentar